lusylegilia

I CAN DO IT

Selasa, 20 Oktober 2015

Studi Kasus Tentang Komunikasi

Teori Organisasi Umum 2



Nama  : Lusy Legiliawati
NPM    : 16114177





UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016



Setahun Jokowi-JK, Gaya Komunikasi Jokowi Dinilai Buruk
SENIN, 19 OKTOBER 2015 | 07:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang satu tahun usia pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sejumlah kalangan mulai mengevaluasi kinerja dan pencapaian yang dilakukan oleh keduanya. Peneliti politik dari Universitas Paramadina yang juga pengurus Kelomok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia, Hendri Satrio, mengatakan ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh Jokowi dalam memimpin negara ini.

Salah satu yang paling disoroti adalah soal gaya komunikasi Jokowi dalam menyampaikan sebuah kebijakan atau pun keputusan kepada rakyat. "Jokowi masih belum memiliki kejelasan dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Terutama dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis," kata Hendri, di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad, 18 Oktober 2015.

Gaya komunikasi ini, kata dia, sangat berpengaruh kepada tingkat kepuasan masyarakat. Hendri mencontohkan misalnya pada saat pembahasan revisi Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada Juni lalu, Jokowi menolak usulan Dewan Perwakilan Rakyat untuk merevsi undang-undang komisi antirasuah itu. Namun penolakan itu tidak disertai dengan surat atau pun ketetapan presiden yang mencabut pembahasan revisi UU KPK.

Hingga akhirnya pada awal Oktober kemarin, DPR kembali mengusulkan revisi UU KPK itu dalam rapat Badan Legislasi. "Jadi ini kan menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, sebenarnya Jokowi menolak atau tidak lantaran tidak ada surat pencabutannya," ujar dia. "Lalu baru kemarin muncul lagi. Nah hal-hal yang seperti ini. Komunikasi yang seperti ini yang kadang masyarakat melihat Jokowi kurang baik."

Beberapa contoh lainnya misalnya pada saat terbiitnya Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2015 tentang tentang Pemberian Fasilitas Uang Muka bagi Pejabat Negara untuk Pembelian Kendaraan Perorangan. Pada saat peraturan itu terbit, belum ada sosialisasi dengan masyarakat. Namun, sudah muncul di situs Sekretariat Kabinet.

"Jadi memuluskan kebijakan yang tanpa adanya sosialisasi ke masyarakat tapi di situs Setkab sudah muncul," kata dia. "Sehingga ini yang sering menjadi polemik. Semacam ada tumpang tindih atau misskomunikasi dari Presiden ke para menterinya." Hendri juga menilai Jokowi selalu menarik ulur kebijakan atas respons dan kegaduhan masyarakat.

Deputi Bidang Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo membenarkan memang pada awal pemerintahan Jokowi-Kalla, banyak terjadi miss komunikasi di antara presiden dan para pembantunnya. Menurut dia, kesalahan komunikasi itu lantaran masa transisi awal pemerintahan baru. 

"Kalau dilihat konsolidasi presiden dan menterinya di kabinet memang belum solid," kata Eko. "Tapi Presiden berusaha membuat solid yaitu salah satunya dengan cara reshuffle kabinet." 

Eko mengatakan cara membuat gaya komunikasi Jokowi dengan masyarakat menjadi lebih baik adalah dengan menguatkan koordinasi dengan para menterinya. "Dan setelah reshuffle pertama kemarin, saat ini sudah ada perbaikan. Tidak ada tumpang tindih lagi dengan kebijakan-kebijakan."

Eko juga mengatakan untuk perbaikan ke depannya, tidak menutup kemungkinan Presiden akan kembali merombak kabinet dalam meperingati setahun pemerintahan Jokowi-JK.


Kesimpulan dari kasus ini adalah Jokowi dinilai kurang komunikatif atau gaya berkomunikasinya dinilai kurang baik dalam menangani kasus-kasus negeri ini. Sehingga menimbulkan adanya miss komunikasi antara Presiden Jokowi dengan para menterinya, para pembantunya dan lain sebagainya yang ikut serta dalam menangani kasus-kasus dalam negeri maupun permasalahan pada masyarakat.


Solusi terbaik dalam menangani kasus gaya komunikasi Jokowi yang dinilai kurang ini menurut Eko adalah dengan menguatkan koordinasi dengan para menterinya dan melakukan perombakan kabinet bersamaan dengan memperingati setahun pemerintahan Jokowi-JK




Sabtu, 17 Oktober 2015

TUGAS KELOMPOK 4 TOU


Kelompok 4

Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum#
MaterI               : -Pertemuan 1/2 (Komunikasi)
A. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
B. Jenis dan Proses Komunikasi
C. Komunikasi Efektif
D. Implikasi Manajerial
-Pertemuan 3/4 (TeamWork-Kelompok)
A.Pengertian dan karakteristik kelompok
B. Tahapan Pembentukan Kelompok
C. Kekuatan Team Work
D. Implikasi Manajerial

Nama-nama kelompok:
 1. Agus Yudha Pratama(10114516)
2. Benny Firmansyah Rambe(12114133)
3. Lusy Legiliawati(16114177)
4. Yoga Egaswara(1C114397)

 

Pertemuan 1/2

A. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Komunikasi menjadi penting karena komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Sedangkan komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan suatu komunikasi/proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan mengubah apa yang terjadi di dalamnya. Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting supaya tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi antar anggota suatu organisasi agar tercapainya tujuan tertentu.
Jika terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian komunikasi dalam organisasi dapat menyebabkan masalah, contohnya :
1) Dalam Lingkup Perusahaan
    Seorang bawahan yang tidak dapat membuat tugas secara deadline dikarenakan adanya halangan namun bawahan merasa takut untuk menyampaikan alasan kepada atasannya, terjadilah kesalahpahaman karena tidak adanya komunikasi yang baik terhadap atasannya.
2) Dalam Lingkup Sekolah
    Terjadinya tawuran antar pelajar dikarenakan adanya saling menguasai suatu wilayah, tidak adanya komunikasi yang baik antar pelajar dan kebiasaan tawuran yang disebabkan adu kekuatan.

B. JENIS-JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
B1. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
            1. Komunikasi intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God.
3. Komunikasi kelompok (kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4. Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.
5. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.

 B2. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.  Penginterprestasian, yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap 1 bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan  masih abstrak. Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2.  Penyandian, tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi : merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan, terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan, tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik, tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian, tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komuikasi berhasil diurai dalam bentuk pesan.

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar  sebagai berikut :
Pengirim pesan , penerima pesan  dan  pesan
Semua fungsi manajer melibatkan  proses komunikasi. Proses komunikasi  dapat dilihat pada skema dibawah ini :
1.      Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
     Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi
b.       Ajakan
c.       Rencana kerja
d.       Pertanyaan dan sebagainya
2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim
6.       Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.

C. KOMUNIKASI EFEKTIF
          Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan
          Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1.     Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.     menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3.     pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.     Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5.     Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks. Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.
Ciri – Ciri Komunikasi Efektif
1. Istilah.
          Penggunaan istilah yang diartikan “sama” antara pengirim dan penerima pesan merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata – kata yang samar artinya ( mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian.
2. Spesifik.
          Pesan yang di pertukarkan harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga si penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan benar.
3. Tersusun Baik.
          Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
4. Objektif, akurat, dan aktual.
          Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
5. Efisien.
          Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangkan kata yang tidak relavan.
6.Hukum Komunikasi Yang Efektif
          Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

a)     Hukum1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
b)    Hukum2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
c)Hukum3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d)    Hukum4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
e)     Hukum5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

D. IMPLIKASI MANAJERIAL
          Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

·               Impilkasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
          Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran komunikasi yang formal, dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik.
          Motivasi yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan oemberian hukuman yang tegas, sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
·          Greenberg, Jerald, Managing Behavior in Organization, Prentice hall, New Jersey, 2005
·          John M Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2. Erlangga: Jakarta, 2005
·          Komang Ardana, Ni wayan M, Anak Agung A.S, Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008
·          Ig. Wursanto, Dasar – dasar ilmu Organisasi, Andi, Yogyakarta, 2005
·          Rivai, Veithzal. (2004). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
·          Robbins, Stephen P. (2006). Organizational Behaviour (tenth edition). New Jersey: Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi (edisi ke-10). Jakarta: Indeks.

Pertemuan 3/4

A.      PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
A1. PENGERTIAN KELOMPOK
Pengertian Kelompok  :  Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung  hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
  1.Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
  2.Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
  3.Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.

A2. KARAKTERISTIK KELOMPOK
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik  secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai peran
3. Mempunyai hubungan yang harmonis sehingga dapat berfungsi sebagai suatu unit.
4. Satu tujuan dan minat yang sama   
5. Saling mengenal satu sama lain.

B.       TAHAP PEMBENTUKKAN KELOMPOK
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
     Tahap 1 - Forming
     Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
     Tahap 2 - Storming
   Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
     Tahap 3 - Norming
     Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
      Tahap 4 - Performing
     Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
     Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
    Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

C.       KEKUATAN TEAMWORK
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13.  Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.

D.      IMPLIKASI MANAJERIAL
Implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibatan manusia dalam melakukan sesuatu, jadi dalam kasus ini Implikasi manajerial team work adalah keterlibatan manusia dalam kerja tim untuk saling membantu rekan satu kelompoknya karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa mengerjakan sesuatu sendiri, sudah ada keahlian masing-masing manusia untuk saling melengkapi , begitu juga dalam manajerial, di butuhkan untuk adanya team work untuk melengkapi satu sama lain dalam mengontrol suatu masalah lebih utama dalam Implikasi Manajerial. Implikasi Manajerial dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas. Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif. .Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara.

DAFTAR PUSTAKA
Jawwad, Abdul (2006). Manajemen Team Work. Jakarta : PT. Syaamil Cipta Media.